Jumat, 30 Januari 2015

Ku Nanti Kau Bersama yang “Tersurat”



Lonceng berbunyi dalam hati, memberi isyarat harus mawas diri
Lampu merah seakan memenuhi sudut jiwa, mengingatkan hati harus terjaga
Letupan rasa yang perlahan timbul ke permukaan
Merayu, membisik pada qalbu “aku hadir padamu”
            Ini rumahku, hanya aku yang berhak membukakan pintu
            Kau hadir padaku, namun belum tentu hadir “untukku”
            Ku tutup pintu rapat-rapat
            Ku pasang benteng pertahanan agar tak terjerat
Dapat ku lihat jelas, bayangan di depan pintu
Aku masih ingin mendiamkanmu
Bukan ku acuhkan, namun ku beri kesempatan
Agar datang tak sekedar kemauan
            Dia  menguji kesabaranku
            Dia tahu asa dalam hatiku
            Ku yakin, Dia pun menguji kesabaranmu
            Seberapa kuat kita menautkan ketaatan untukNya
Kau adalah sebuah anugrah
Rasa yang indah nan menyejukkan, katanya
Jangan menyapaku lebih awal
Khawatirku kau malah jadi penyakit
            Kata orang kau adalah nikmat rasa
            Aku hanya ingin menikmatimu dengan syukur yang syar’i
            Kata orang kau adalah perasaan yang lumrah
            Aku hanya ingin kelumrahan itu bernilai ibadah
Bukan berarti aku tak menyambutmu
Bukan berarti aku tak ingin kehadiranmu dalam rumahku
Ku nantikan kau di setiap doaku
Datanglah, bersama yang disuratkan untukku :)



Subscribe to Our Blog Updates!




Share this article!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Return to top of page
Powered By Blogger | Design by Genesis Awesome | Blogger Template by Lord HTML