Lonceng
berbunyi dalam hati, memberi isyarat harus mawas diri
Lampu merah
seakan memenuhi sudut jiwa, mengingatkan hati harus terjaga
Letupan rasa
yang perlahan timbul ke permukaan
Merayu,
membisik pada qalbu “aku hadir padamu”
Ini rumahku, hanya aku yang berhak
membukakan pintu
Kau hadir padaku, namun belum tentu
hadir “untukku”
Ku tutup pintu rapat-rapat
Ku pasang benteng pertahanan agar tak
terjerat
Dapat ku lihat
jelas, bayangan di depan pintu
Aku masih ingin
mendiamkanmu
Bukan ku acuhkan,
namun ku beri kesempatan
Agar datang tak
sekedar kemauan
Dia menguji kesabaranku
Dia tahu asa dalam hatiku
Ku yakin, Dia pun menguji
kesabaranmu
Seberapa kuat kita menautkan
ketaatan untukNya
Kau adalah
sebuah anugrah
Rasa yang indah
nan menyejukkan, katanya
Jangan menyapaku
lebih awal
Khawatirku kau
malah jadi penyakit
Kata orang kau adalah nikmat rasa
Aku hanya ingin menikmatimu dengan
syukur yang syar’i
Kata orang kau adalah perasaan yang
lumrah
Aku hanya ingin kelumrahan itu
bernilai ibadah
Bukan berarti
aku tak menyambutmu
Bukan berarti
aku tak ingin kehadiranmu dalam rumahku
Ku nantikan kau
di setiap doaku
Datanglah,
bersama yang disuratkan untukku :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar