Setiap langkah kaki pasti meninggalkan jejak,
kemanapun ia perginya, kemanapun tujuannya, apapun yang dilakukannya. Disana
terdapat ‘jejak kaki’. Tak mungkin sama jejak kaki yang ditinggalkan oleh
setiap orang. Walaupun mereka pernah menuju tempat yang sama, bisa jadi
tujuannya berbeda, bisa jadi yang dilakukannya beda. Sekalipun semuanya sama,
pasti tujuan tempat selanjutnya akan berbeda. Histori jejak kaki kita taakan
pernah sama.

Tak di pungkiri juga, banyak diantara kita yang
selalu mempermasalahkan masalalu. Ingat, mempermasalahkan dengan mengambil
pelajaran dari masalalu itu berbeda. Jika kita mempermasalahkan berarti kita
tidak menerima jejak kaki yang telah dia buat, seakan memberhentikan dia untuk beranjak
dari zona kelamnya, membiarkan dia tetap mengelilingi zonanya disana. Sedangkan
jika kita hendak mengambil pelajaran darinya maka kita akan memberi kesempatan
padanya untuk bebas menyuratkan jejak kaki di tempat yang lebih baik. Tidak
sedikit orang yang menjadi “malu” untuk mengunjungi tempat yang lebih baik
disebabkan orang lain tidak mengijinkan ia beranjak pergi dari zona kelabunya.
Sejatinya kita perlu menoleh jejak kaki
dibelakang kita untuk menatap ke depan sebagai bahan muhasabah. Ingat, bukan
untuk dipermasalahkan atau diratapi. Menoleh ke belakang untuk bergerak, beranjak,
maju dan melangkah ke depan dengan tujuan yang cerdas. Hati-hati cara kita
mengingatkan jangan sampai diterima sebagai bentuk mempermasalahkan.
Kita tidak bisa melepaskan bayangan diri kita,
bayangan itu bukan hantu, tapi media untuk mengukir hal yang lebih bermutu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar