Perlahan
kau ketuk pintu
Enggan aku membuka, masih ingin duduk sendiri
Di ruang
mana saja yang ku mau
Kau
ketuk pintu lagi, lebih tegas
Aku
hanya menyaut lewat sebuah tanya
“Hendak
apa kau datang?”
Kau
pun hanya diam dan aku kembali duduk
Kau
ketuk pintu lagi dan menyelipkan sebuah surat
Ku
abaikan, hanya ku baca surat itu dengan seksama
Suasana
rumah pun seketika berubah
Membiru
dan lebih sejuk
Kelembutan
mengisi setiap sudut
Sudut
matapun terasa hangat oleh cairan bening
Entah
kapan sepasang mata ini mulai mengeluarkan air suci itu
Disana
hanya berisi pesan-pesan singkat nan sederhana
Namun,
seringkali ku lupakan
Kini,
ku tahu maksud kedatanganmu
Hanya
ku tak tahu keistiqomahanmu
Sebenarnya
pintu itu sudah terbuka
Tapi
kau tetap harus memiliki kunci yang tepat untuk rumahku
Kunci
yang kau temukan sendiri
Bukan
kunci pemberian dariku
Sehingga
kau bisa masuk tanpa ragu
Aku
pun mengizinkanmu tanpa sendu....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar